Jumat, 30 September 2011

negara2 yg bisa di kunjungidengan VOA bagi pemegangpaspor Indonesia

Info ni negara2 yg bisa di kunjungi
dengan VOA bagi pemegang
paspor Indonesia
ASEAN
Brunei : 14 days - Free Visa
Cambodia : 30 days - Free Visa
(setahu saya masih Visa on arrival
dg bayar USD 20)
Malaysia : 30 days - Free Visa
Philippines : 21 days - Free Visa
Singapore : 30 days - Free Visa
Thailand : 30 days - Free Visa
Vietnam : 30 days - Free Visa
Laos : 30 days - Visa On Arrival
Vientienne Airport dan Luang
Prabang Airport saja. Bawa
pasphoto 3 x 4, tiket pesawat pulang
pergi dan bukti reservasi hotel atau
ada yang bisa dihubungi selama di
Laos (pribadi atau kantor).
Myanmar : 28 days - Visa On Arrival
Visa On Arrival baru ada mulai 1
May 2010 untuk Yangon dan
Mandalay International Airport.
ASIA (Non ASEAN COUNTRY)
Hong Kong: 30 days - Free Visa
Iran: 15 days - Free Visa
Macau: 30 days - Free Visa
Maldives: 30 days - Free Visa
Sri Lanka: 30 days - Free Visa
Taiwan : 30 days - Free Visa
Jordan : 1 month - Visa On Arrival.
Biaya 10 JOD per passport
Nepal : 60 days - Visa On Arrival
Oman : 1 month - Visa On Arrival
Biaya OMR 6 per passport
Tajikistan: 45 days - Visa On Arrival
Di Dushanbe airport - harus
menunjukkan invitation
'letter' (menyatakan tujuan
kunjungan) atau travelling dengan
'licenced tour operator di Tajikistan.
East Timor: 30 days - Visa On
Arrival
Bagi warga negara Indonesian yang
dekat atau diperbatasan East Timor
dikecualikan untuk urusan Visa ini
apabila akan masuk East Timor.
AMERIKA
Aruba - Free Visa
Hanya untuk yang memiliki ijin
tinggal/residency permit (temporary
atau permanent) atau entry permit
Amerika Serikat, Canada, negara
negara Schengen, dan negara
bagian kerajaan Belanda. Dan juga
pemegang diplomatic pasport
Indonesia saja.
Bermuda : 6 month - Free Visa
Chili : 90 days - Free Visa
Colombia : 90 days - Free Visa
Costa Rica : 30 days - Free Visa
Harus pernah (ada stamp di
passport) ke Amerika Serikat,
Canada atau Schengen.
Cuba : 30 days - Free Visa
Harus membeli turis card dulu
sebelum berangkat sebagai
persyaratan utama
Ecuador : 90 days - Free Visa
Haiti : 3 month - Free Visa
Jamaica : 6 month - Free Visa
Bagi orang Indonesia yang punya
residency permit Amerika Serikat
saja
Peru : 90 days - Free Visa
Saint Vincent : 1 month - Free Visa
AFRIKA
Morocco : 3 months - Free Visa
Seychelles: 1 month - Free Visa
Comoros : 90 days -Visas On
Arrival
Mozambique: 30 days - Visa on
Arrival
Tanzania: 3 months - Visa on Arrival
Zambia 3 months - Visa on arrival
Zimbabwe: 3 months - Visa on
Arrival
EROPA
Albania
Hanya yang memiliki residency
permit salah satu dari Schengen
Country atau yang memiliki multi
entry Schengen Visa model C atau
D.
Andorra : 7 days
Multiple entry Schengen Visa
diperlukan. Masuk Andora berarti
keluar dari Schengen Country
karena negara ini bukan Schengen,
tanpa airport dan kejepit diantara
Perancis dan Spanyol.
Croatia : 14 days
Bagi pemegang passport diplomatic
saja
Kosovo : 90 days - On Arrival
Tujuan turis harus menunjukkan
bukti booking hotel, reservasi,
voucher atau dokumen lain,
sedangkan untuk tujuan bisnis
harus ada surat dari sponsor atau
undangan dari perusahaan).
Serbia : 14 days
Bagi pemegang passport diplomatic
saja
Azerbaijan: 30 days - Visa On Arival
Armenia : 120 days - Visa On Arival
Belarus : ? days - Visa On Arival
Minsk airport saja
Turki : 30 days - Visa On Arival
Visa On Arrival untuk warga
Indonesia baru ditanda tangani oleh
president Susilo Bambang
Yudoyono dan Abdullah Gull pada
29 Juni 2010. Biaya sekitar USD 25
per pasport.
OCEANIA
Cook Islands : 31 days - Free Visa
Samoa : 30 days - Free Visa
Micronesia: 30 days - Free Visa
Fiji : 4 months - On Arrival
Niue: 30 days - Visa On Arrival
Palau: 30 days - Visa On Arrival
Untuk yang passportnya sudah ada
sticker dan stamp Visa Residence
GCC (Kuwait, Bahrain, Oman, Qatar,
Uni Emirate Arab, Saudi Arabia), ada
tambahan kemudahan lagi yaitu
masuk ke seluruh negara GCC
kecuali ke Saudi Arabia.
Jangan lupa, dokumen yang sering
ditanyakan saat mengajukan Visa
On Arival biasanya adalah :
Tiket pesawat pulang pergi
Bukti reservasi hotel
Ada juga yang menanyakan travel
insurance tetapi banyak yang tidak
Ada juga yang minta pasphoto
tetapi kebanyakan diphoto langsung
didepan counter visa on arival.
Ada juga yang menanyakan bawa
uang berapa selama tinggal di
negara tujuan. Maksudnya jangan
sampai nggak bisa hidup dan
wisata.

Sabtu, 24 September 2011

tips membuat paspor dan NPWP

TIPS membuat PASPOR dan
NPWP
MENGURUS Pembuatan PASPOR
Membuat paspor sendiri sebenarnya
sangat mudah. Tentunya ada
beberapa hal yang perlu anda
ketahui sebelumnya. Akan kami
berikan langkah-langkah yang di
tempuh saat membuat paspor,
berdasarkan pengalaman kami
pribadi.
Tips Umum :
1. Datanglah pagi-pagi sekali
2. Lengkapi Dokumen
3. Berpakaian Rapi dan sopan.
Sebaiknya memakai Hem lengan
pendek.
4. Bawa Alat tulis
5. Siapkan materai 6000
Dokumen Penting yang harus
dibawa :
1. Akte Lahir (asli dan fotocopy):
2. Kartu Keluarga yang masih
berlaku (asli dan fotocopy):
3. Kartu Tanda Pengenal. (asli dan
fotocopy):
4. Ijasah Terakhir. (asli dan
fotocopy):
5. Surat Nikah (bagi yang menikah)
6. Surat Rekomendasi Perusahaan/
Instansi (atau surat ket.kuliah bagi
mahasiswa)
7. Photo 4×6 2 lembar
Prosedur Umum :
1. Datang Ke Kantor Imigrasi
2. Ingat Bawa Dokumen Penting
3. Ambil Formulir di loket
Pendaftaran (gratis)
4. Isi formulirnya
5. Jika di isi pekerjaan swasta maka
butuh Surat Rekomendasi
6. Tempelkan photo 4×6 1lbr pada
bagian depan PERDIM II
7. Masukkan semua berkas asli
maupun fotocopy
8. Berikan ke Petugas di LOKET B2
(penerima)
9. Tunggu untuk dipanggil dan
pengembalian berkas asli ke pemilik.
10.Pulang dengan membawa
selembar kertas pendaftaran.
Prosedur berikutnya :
1. Kita akan datang 3-4 hari setelah
penyerahan dokumen
2. Jangan lupa bawa kertas
pendaftaran
3. Serahkan kertas pendaftaran ke
Loket B2
4. Tunggu panggilan
5. Setelah dipanggil, kita menuju
ruang Photo
6. Dandan yang rapi, bercermin kalo
acak-acakkan
7. Finger Print, photo 10 sidik jari
tangan kita
9. Wawancara seputar alas an ke
luar negeri.
10. Bayar di loket pembayaran,
minta kwitansi untuk pengambilan.
11. Tanda Tangan Paspor yang
biasanya di ambil 3 hari berikutnya.
Pengambilan Paspor :
1. Serahkan Kwitansi ke Loket B1
2. Tunggu sampai nama anda
dipanggil
3. Tanda tangan Pengambilan
4. Selesai.
Total biaya yang harus dikeluarkan
sekitar Rp 275.500.
Pengurusan passport bisa dilakukan
di kantor Imigrasi di semua wilayah
Indonesia.
SUMBER: http://
www.infobackpacker.com/
mengurus-pembuatan-paspor.htm

Bebas Fiskal Dengan NPWP

Kebijakan penghapusan sanksi pajak
untuk semua individu yang
mendaftarkan diri sebagai wajib
pajak atau juga di sebut sunset
policy, menjadi angin segar bagi
anda yang ingin bepergian ke luar
negeri, khususnya para backpacker.
Karena dengan bebas biaya fiskal,
kita bisa menghemat budget sampai
Rp 2.500.000 (Dua juta lima ratus
ribu rupiah), ini juga berlaku bagi
anak-istri si wajib pajak, sekalipun
melakukan perjalalan tanpa di
dampingi si wajib pajak.
Pengurusan dan pembuatan NPWP
itu sangat mudah dan tidak di
pungut biaya, alias gratis!. Nah,
adapun tata cara pembuatan NPWP
sebagai berikut;
1. Untuk Pembuatan NPWP anda
bisa langsung mendatangi Kantor
Pelayanan Pajak di daerah anda.
Atau bisa juga mendaftar melalui
website resmi KPP.
2. Bawa surat keterangan kerja (atau
membuat surat pernyataan jika
anda belum memiliki pendapatan
yang pasti). Biasanya surat
pernyataan sudah di sediakan di
KPP.
3. Juga FC KTP dan FC Kartu
Keluarga .
4. Mengisi formulir dengan lengkap.
Apabila ada yang kurang jelas,
jangan ragu untuk bertanya kepada
petugas KPP.
5. Setelah mengisi dan
menyerahakan formulir, anda
tinggal menunggu paling lama satu
jam untuk memperoleh kartu
NPWP anda.
6. Untuk pendaftaran online,
prosesnya tidak jauh berbeda.
Hanya ada penambahan beberapa
step yang akan diberitahu saat
pendaftaran online berlangsung.
Tapi, perlu di ingat!, bahwa bebas
fiskal ini berlaku bagi wajib pajak
yang telah memiliki NPWP
sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan
sebelum melakukan perjalanan. Jadi
jangan berharap fasilitas bebas fiskal
ini berlaku jika anda membuat
NPWP sehari sebelum berangkat ke
luar negeri.
Namun jika anda mengurus NPWP
dengan jarak keberangkatan kurang
dari satu bulan, dan kebetulan status
anda masih mahasiswa. jangan
khawatir. Bedasarkan pengalaman
saya, anda tetap bisa mendapatkan
bebas fiskal dengan memakai NPWP
kepala keluarga anda. Yang penting
ketika hendak pergi, anda
melengkapi diri dengan bukti/salinan
NPWP yang dilengkapi juga dengan
kartu keluarga dan kartu
mahasiswa.
Semoga tips ini bisa memberi
manfaat bagi teman-teman yang
ingin ke luar negeri.
SUMBER: http://
www.infobackpacker.com/bebas-
fiskal-dengan-npwp.htm

Senin, 19 September 2011

@tips memilih sleeping bag@tips memilih sleeping bag

Macam-macam Sleeping Bag
1-2Season
Sangat pas dipakai untuk daerah
panas karena ringan dan tidak
sumpek, biasanya dengan berat
<1kg dengan packing kecil
2Season
Biasanya digunakan pada akhir
musim semi hingga awal musim
gugur ketika temperatur udara tidak
mencapai dibawah nol. Rata2
beratnya 1kg-1.5kg
3Season
Biasa dipakai awal musim semi
hingga akhir musim gugur ketika
temperature kemungkinan turun
hingga dibawah nol dan bisa pula
dipakai pada malam musim dingin
yang sedikit hangat. Berat rata2
1.4kg-2kg
4Season
Dibuat dengan lapisan sintetis
tambahan yang cukup memberikan
ventilasi pada cuaca yang dingin dan
penggunaan di ekspedisi gunung.
Macam Bentuk Sleeping Bag
Secara garis besar ada dua macam
bentukan yakni mummy dan segi
empat. Dari sini kembali dibagi lagi
menjadi “down fill” dan “synthetic
fill”.
Mummy bag mempunyai insulasi
yang lebih efektif sedang segi empat
lebih nyaman dan banyak ruang.
Jika kita kemping di negara panas/
tropis maka sleeping bag segi empat
adalah pilihan paling tepat. Namun
jika kemping di tempat dengan suhu
bervariasi idealnya punya kedua-
duanya. Jika ingin berencana
mendaki gunung maka bentuk
mummy adalah yang paling pas.
Down filled cenderung ringan
dengan insulasi yang lebih bagus
daripada synthetic filled, juga lebih
compact jika dimasukkan dalam tas
dan cenderung berkualitas lebih
baik. Synthetic fill lebih murah dan
jika basah bekerja lebih baik
ketimbang down fill basah. Jadi
pertimbangkan cuaca tempat
dimana akan backpacking, pilih
mana yang sesuai dengan tipe
perjalanan kita.
Tingkatan Sleeping Bag
Ada 2 tingkatan
Rating Berdasar Kenyamanan :
semua sleeping bags dibuat
tingkatan berdasarkan kehangatan.
Rating menunjukkan jangkauan
suhu yang memang sengaja
didesain untuk kenyamanan bagi
pengguna. Sebagai contoh, sebuah
sleeping bag dengan rating +20
menunjukkan bahwa sebaiknya
pengguna menggunakannya dalam
suhu 20 derajat centigrade.
Extreme Kenyamanan : tiap
sleeping juga diberi tambahan rating
yang menunjukkan suhu paling
dingin yang masih bisa membuat
pengguna nyaman. Seorang
pengguna yang berpengalaman bisa
beradaptasi dengan baju dan kondisi
tubuhnya dalam segala situasi dan
bisa memperkirakan kelemahan dari
sleeping bag yang dipakainya.

Minggu, 18 September 2011

@tips memilih tenda

Macam-macam tenda :
1. Tenda Backpacker
Umumnya ringan, berbentuk
tunnel, mempunyai ukuran packing
yang kecil dan gampang dibawa.
Kapasitas terbatas
2. Tenda Dome
Ringan dan compact sehingga
gampang dibawa dengan ransel tapi
dengan ruangan yang lebih luas dari
tenda backpacker. Sangat idela
untuk traveling ringan seperti festival
musik atau kemping weekend.
3. Tenda Untuk Keluarga Kecil
Biasanya mempunyai ruang cukup
besar untuk menyimpan peralatan.
Sangat ideal untuk kelompok atau
keluarga kecil dalam acara sabtu
mingguan
4.Tenda Untuk Keluarga Besar
Dengan fitur yang lebih lengkap
untuk ruang, menyimpan peralatan
dan juga tempat untuk tidur.
5.Tenda Teknis
Ringan, compact, dan sangat
waterproof diperkuat dengan tiang
dari alloy. Tenda ini untuk ekspedisi
dimana kondisi medan sangat tidak
ramah.
6. Tempat Berteduh Sementara
(emergency), Bivy Tent
Waterproff, ideal untuk segala cuaca
ketika kondisi bisa berubah setiap
saat.
Bentuk dan Ukuran Tenda
Geodesic dan semi Geodesic
Bentuk tenda ini memakai
konfigurasi tiang yang saling
menyilang maka desain ini disebut
paling stabil dalam hal struktur.
Sedang kain tenda mendukung
dengan membuat lapisan dalam dan
lapisan tambahan terentang dengan
kuat sehingga tak gampang rubuh
dan mudah dipindahkan
Tunnel
Tipe ini adalah untuk tenda ringan
dengan bentuk melengkung dari
awal hingga akhir menyerupai
terowongan. Dalam kondisi bagus,
tenda ini bisa diamankan dengan
tiga penguat. Terkadang harus
ditambahkan tali dalam kondisi
buruk. Keuntungannya adalah
karena ringan sangat ideal untuk
backpaking atau kemping weekend.
Tips Masang Tenda
• Sebelum memasang tenda
bersihkan tempat yang akan dipakai
dari batu dan kotoran
• Hindari tempat di dataran rendah
ketika aliran udara nyaris tidak ada
membuat kelembaban makin
bertambah. Juga jika hujan tenda
cenderung menangkap air lebih
banyak.
• Sinar matahari bisa merusakkan
tenda, jika bisa pasang di tempat
yang teduh
• Pastikan tenda dengan ventilasi
yang cukup untuk mengurangi
kondensasi
• Simpan sleeping bag dan pakaian
dengan tas waterproof untuk
berjaga-jaga jka kehujanan dan
harus memindahkan tenda
• Bawa peralatan yang bisa untuk
memperbaiki tenda misalnya tape
isolasi besar
• Jangan pernah memasak didalam
tenda karena bahan kain tenda
gampang terbakar dan meleleh.
• Jangan menghentakkan metal tiang
tenda, packing-lah dari tengah
menuju tepi. Beri sedikit minyak
untuk perawatan

@tips memilih rucksack

ada 3 tipe backpack
berdasar bentukan
Frame didalam :
* bisa nampung berat beban agak
kebawah dan mendekati punggung
* ideal untuk lokasi yang naik
turun karena ketat di badan
sehingga ngg naik turun (bouncing)
dan lebih seimbang
* lebih disukai cewek soalnya
pusat gravitasi tubuh wanita yang
rendah membuat beban jadi ringan
Frame diluar :
* bebannya dibawa agak ke atas
* bagus sebagai ventilasi karena
frame membuat jarak dari
punggung
* biasanya harga lebih murah
* banyak kantung2 tambahan
Modular backpack (daypack dan
rucksack jadi satu)
* ini lagi trend karena kemudahan
bongkar pasang
* biasanya ditemui untuk peralatan
photography/laptop ditambah
fasilitas tas keciluntuk trekking ringan
* agak mahal terutama untuk versi
waterprof atau All Weather (AW
Lowepro)
Tips untuk memilih ransel/
rucksack
1. memilih backpack berdasar
macam aktivitas apa yang ingin
dilakukan : trekking sehari, beberapa
hari, jelajah kota atau expedisi
2. dari sana buat gambaran atau
daftar barang apa saja yang akan
dibawa. Ini berkaitan dengan
kapasitas backpack dan bentuk
desain. Kapasitas backpack
disebutkan dengan liter atau cubic
inches (amerika utara)
3. Ukuran backpack dihitung dari
jarak tulang punggung tepat
dibawah leher hingga titik diatas
tulang pinggang. Setiap
manufacturer backpack punya cara
pengukuran sendiri dengan setting
harnes pinggang/bahu yang
berbeda. Jadi belum tentu ransel
buatan luar negeri cocok untuk
orang Indonesia yang cenderung
bertubuh lebih kecil. Maka jangan
terlalu berorientasi pada label.
4. ketika di toko jangan ragu
mencoba dengan barang
didalamnya, bila perlu pinjam tenda/
sleeping bed sebagai beban
5. lihat kantung-kantung tambahan
di kanan kiri, atas dan bawah juga
straps samping dan bawah.
Masing2 punya kegunaan dan
fungsi. Kantung tambahan untuk
tempat benda2 yang sering kita
pakai, dan straps untuk mengaitkan
barang2 seperti sleeping bag,
matras dan tripod/tongkat jalan.
6. beri ekstra perhatian jika kita
membawa alat elektronik. Satu
perlindungan saja (tas kecil) tidak
cukup. Karena itu pilih yang punya
raincover.
Dimana peletakan backpack
yang baik/sebenarnya?
Milih backpack tergantung dengan
bodi kamu. Udah disebutkan bahwa
ukuran panjang rucksack dari titik di
bawah leher (belakang) hingga titik
diatas tulang pinggang. Pembuat
backpack punya straps untuk setting
kencang dan tidaknya di badan tapi
ngg bisa merubah panjang jarak
punggung ini. Jadi cobain dulu, tarik
straps hingga maksimum. Kalau
tetap ngg kencang dan pas berarti
bukan untuk kita. Letak rucksack
yang benar kalau dibawa dalam
medan datar adalah sedikit diatas
tulang pinggang, jadi enggak
nglowor kebawah. Cara kita packing
juga menentukan letak CG rucksack.
“ Ide meletakkan beban berat
sedekat mungkin dengan punggung
adalah : me-minimalisir jarak antar
CG (titik berat-center of grafity)
tubuh kita dengan CG ransel kita.
Kenapa? Karena dengan jarak yang
minimum itu, maka momen yang
terjadi ketika berjalan juga jadi
minimum. Dampaknya; otot-otot
yang harus bekerja ekstra adalah
otot yang biasa dipake untuk
menopang tubuh. Dan otot tidak
terlalu lelah dipakai untuk menahan
momen yang terjadi.
Dengan kalimat singkat: ranselnya
gak gebal-gebol. Kalo total beratakan
sama saja. Titik berat pria
umumnya lebih diatas (katanya sih
sekitar dada), kalo wanita lebih
kebawah. Ini dipakai untuk `bahan
jualan’ beberapa produsen ransel
dengan mengeluarkan seri Ladies.
Kalo gak salah bedanya adalah di
ukuran hip belt dan ruang ransel
bagian bawah lebih besar. Idenya ya
itu tadi; menurunkan letak CG.
Ergonomis lain yang diperhatikan
adalah kurva punggung. Untuk
yang satu ini, saya cukup kesal
karena ransel eiger yang baru saya
beli, saya pake ke rinjani naik turun,
dan pas nyampe rumah baru tahu
kalau internal framenya belum
dibentuk alias masih lurus. Pantesan
rasanya gak karuan. dan sampe
sekarang belum dapet bentuk kurva
yang pas”.
….Puguh Imanto
Tapi beberapa pihak menganggap
itu hanya strategi pemasaran
penjual ransel. Letak CG rucksack
adalah bergantung pada bagaimana
kita packing barang (disini kita
berasumsi yang paling berat ditaruh
dibawah). Sedang jarak CG bodi
bergantung pada bagaimana kita
berjalan (medan yang dihadapi).
Kalau kita nanjak, tubuh cenderung
condong ke depan secara alamiah.
Ukuran berapa literkah yang baik
untuk perempuan?
Untuk kapasitas bergantung dengan
jenis hiking, medan dan juga
kemampuan badan bawa ransel.
Guidelines berdasar berat
komponen backpack bisa dibuat
kira2:
* backpack 2kg
* 2person tent 2.5kg
* Sleeping bag 1kg
* Hiking boots 1kg
* Sleeping mat 650gr
* Jacket dan celana 550gr
* Makanan 900gr
* Air 2liter/2kg
Enaknya kalau bisa sharing tenda
atau alat masak maka beban bisa
jadi lebih ringan. Ini semua kembali
ke gimana cara packing. Untuk
daypack berkisar 15-35 liter sedang
yang segede gaban itu bisa jadi
85liter keatas. Ukuran yang
dianjurkan adalah berkisar
1200-2400 m3inc atau 14-30liter.
Peletakan matras dan sleeping
bag itu lebih baik dimana ya?
Matras karena ringan bisa ditaruh
diatas kalau backpack ada strap
disana, sedang sleeping bag ada
yang ditaruh diluar atau didalam.
Kalau didalam biasanya dipaling
bawah. Ada kantung besar yang
bisa dibuka dari samping tanpa
perlu membongkar rucksack dari
atas. Biasanya klo saya dicampur
sepatu dan
jacket. Sekali lagi ini bergantung dari
desain dan kegunaan serta
kebiasaan di lapangan. (*)

Sabtu, 17 September 2011

backpacker @Rhenald Kasali – Guru Besar Universitas Indonesia

Setiap saat mulai perkuliahan, saya
selalu bertanya kepada mahasiswa
berapa orang yang sudah memiliki
pasport. Tidak mengherankan,
ternyata hanya sekitar 5% yang
mengangkat tangan. Ketika ditanya
berapa yang sudah pernah naik
pesawat, jawabannya melonjak
tajam. Hampir 90% mahasiswa
saya sudah pernah melihat awan
dari atas. Ini berarti mayoritas anak-
anak kita hanyalah pelancong lokal.
Maka, berbeda dengan kebanyakan
dosen yang memberi tugas kertas
berupa PR dan paper, di kelas-kelas
yang saya asuh saya memulainya
dengan memberi tugas mengurus
pasport. Setiap mahasiswa harus
memiliki surat ijin memasuki dunia
global. Tanpa pasport manusia akan
kesepian, cupet, terkurung dalam
kesempitan, menjadi pemimpin
yang steril.
Dua minggu kemudian, mahasiswa
sudah bisa berbangga karena punya
pasport.
Setelah itu mereka bertanya lagi,
untuk apa pasport ini? Saya katakan,
pergilah keluar negeri yang tak
berbahasa Melayu. Tidak boleh ke
Malaysia, Singapura, Timor Leste
atau Brunei Darussalam. Pergilah
sejauh yang mampu dan bisa
dijangkau.
Uang untuk beli tiketnya bagaimana,
pak?
Saya katakan; saya tidak tahu.
Dalam hidup ini, setahu saya
hanya orang bodohlah yang
selalu memulai pertanyaan
hidup, apalagi memulai misi
kehidupan dan tujuannya dari
uang. Dan begitu seorang
pemula bertanya uangnya dari
mana, maka ia akan
terbelenggu oleh constraint
atau kendala. Dan hampir pasti
jawabannya hanyalah tidak ada
uang, tidak bisa, dan tidak
mungkin.
Pertanyaan seperti itu tak hanya ada
di kepala mahasiswa, melainkan
juga para dosen steril yang kurang
jalan-jalan. Bagi mereka yang tak
pernah melihat dunia, luar negeri
terasa jauh, mahal, mewah,
menembus batas kewajaran dan
buang-buang uang. Maka tak heran
banyak dosen yang takut sekolah ke
luar negeri sehingga memilih kuliah
di almamaternya sendiri. Padahal
dunia yang terbuka bisa
membukakan sejuta kesempatan
untuk maju. Anda bisa
mendapatkan sesuatu yang yang
terbayangkan, pengetahuan,
teknologi, kedewasaan, dan
wisdom.
Namun beruntunglah, pertanyaan
seperti itu tak pernah ada di kepala
para pelancong, dan diantaranya
adalah mahasiswa yang dikenal
sebagai kelompok backpackers.
Mereka adalah pemburu tiket dan
penginapan super murah,
menggendong ransel butut dan
bersandal jepit, yang kalau
kehabisan uang bekerja di warung
sebagai pencuci piring. Perilaku
melancong mereka sebenarnya tak
ada bedanya dengan remaja-remaja
Minang, Banjar, atau Bugis, yang
merantau ke Pulau Jawa berbekal
seadanya. Ini berarti tak banyak
orang yang paham bahwa
bepergian keluar negeri sudah tak
semenyeramkan, sejauh, bahkan
semewah di masa lalu.
Seorang mahasiswa asal daerah
yang saya dorong pergi jauh,
sekarang malah rajin bepergian. Ia
bergabung ke dalam kelompok PKI
(Pedagang Kaki Lima Internasional)
yang tugasnya memetakan
pameran-pameran besar yang
dikoordinasi pemerintah. Disana
mereka membuka lapak,
mengambil resiko, menjajakan
aneka barang kerajinan, dan
pulangnya mereka jalan-jalan, ikut
kursus, dan membawa dolar. Saat
diwisuda, ia menghampiri saya
dengan menunjukkan pasportnya
yang tertera stempel imigrasi dari 35
negara. Selain kaya teori, matanya
tajam mengendus peluang dan rasa
percaya tinggi. Saat teman-
temannya yang lulus cum-laude
masih mencari kerja, ia sudah
menjadi eksekutif di sebuah
perusahaan besar di luar negeri.
The Next Convergence
Dalam bukunya yang berjudul The
Next Convergence, penerima hadiah
Nobel ekonomi Michael Spence
mengatakan, dunia tengah
memasuki Abad Ke tiga dari
Revolusi Industri. dan sejak tahun
1950, rata-rata pendapatan
penduduk dunia telah meningkat
dua puluh kali lipat. Maka kendati
penduduk miskin masih banyak,
adalah hal yang biasa kalau kita
menemukan perempuan miskin
lulusan SD dari sebuah dusun di
Madura bolak-balik Surabaya-
Hongkong.
Tetapi kita juga biasa menemukan
mahasiswa yang hanya sibuk demo
dan tak pernah keluar negeri
sekalipun. Jangankan ke luar negeri,
tahu harga tiket pesawat saja tidak,
apalagi memiliki pasport. Maka bagi
saya, penting bagi para pendidik
untuk membawa anak-anak
didiknya melihat dunia. Berbekal
lima ratus ribu rupiah, anak-anak SD
dari Pontianak dapat diajak
menumpang bis melewati
perbatasan Entekong memasuki
Kuching. Dalam jarak tempuh
sembilan jam mereka sudah
mendapatkan pelajaran PPKN yang
sangat penting, yaitu pupusnya
kebangsaan karena kita kurang urus
daerah perbatasan. Rumah-rumah
kumuh, jalan berlubang, pedagang
kecil yang tak diurus Pemda, dan
infrastruktur yang buruk ada di
bagian sini. Sedangkan hal
sebaliknya ada di sisi seberang.
Anak-anak yang melihat dunia akan
terbuka matanya dan memakai
nuraninya saat memimpin bangsa
di masa depan. Di universitas
Indonesia, setiap mahasiswa saya
diwajibkan memiliki pasport dan
melihat minimal satu negara.
Dulu saya sendiri yang menjadi
gembala sekaligus guide nya. Kami
menembus Chiangmay dan
menyaksikan penduduk miskin di
Thailand dan Vietnam bertarung
melawan arus globalisasi. Namun
belakangan saya berubah pikiran,
kalau diantar oleh dosennya, kapan
memiliki keberanian dan inisiatif?
Maka perjalanan penuh pertanyaan
pun mereka jalani. Saat anak-anak
Indonesia ketakutan tak bisa
berbahasa Inggris, anak-anak Korea
dan Jepang yang huruf tulisannya
jauh lebih rumit dan
pronounciation-nya sulit dimengerti
menjelajahi dunia tanpa rasa takut.
Uniknya, anak-anak didik saya yang
sudah punya pasport itu 99%
akhirnya dapat pergi keluar negeri.
Sekali lagi, jangan tanya darimana
uangnya. Mereka memutar otak
untuk mendapatkan tiket,
menabung, mencari losmen-
losmen murah, menghubungi
sponsor dan mengedarkan kotak
sumbangan. Tentu saja, kalau
kurang sedikit ya ditomboki
dosennya sendiri.
Namun harap dimaklumi, anak-anak
didik saya yang wajahnya ndeso
sekalipun kini dipasportnya tertera
satu dua cap imigrasi luar negeri.
Apakah mereka anak-anak orang
kaya yang orangtuanya mampu
membelikan mereka tiket? Tentu
Tidak. Di UI, sebagian mahasiswa
kami adalah anak PNS, bahkan tidak
jarang mereka anak petani dan
nelayan. Tetapi mereka tak mau
kalah dengan TKW yang meski tak
sepandai mereka, kini sudah pandai
berbahasa asing. Anak-anak yang
ditugaskan ke luar negeri secara
mandiri ternyata memiliki daya
inovasi dan inisiatif yang tumbuh.
Rasa percaya diri mereka bangkit.
Sekembalinya dari luar negeri
mereka membawa segudang
pengalaman, cerita, gambar dan
foto yang ternyata sangat
membentuk visi mereka.
Saya pikir ada baiknya para guru
mulai membiasakan anak didiknya
memiliki pasport. Pasport adalah
tiket untuk melihat dunia, dan
berawal dari pasport pulalah
seorang santri dari Jawa Timur
menjadi pengusaha di luar negeri. Di
Italy saya bertemu Dewi Francesca,
perempuan asal Bali yang memiliki
kafe yang indah di Rocca di Papa.
Dan karena pasport pulalah,
Yohannes Surya mendapat bea
siswa di Amerika Serikat.
Ayo, jangan kalah dengan Gayus
Tambunan atau Nazaruddin yang
baru punya pasport dari uang
negara.
penulis :
Rhenald Kasali – Guru Besar
Universitas Indonesia
artikel dari : BPI

Jumat, 16 September 2011

persiapan backpacking II

3. Money
Money…money….money….
Well, untuk urusan yang satu ini
emang nggak ada habis-habisnya
dibahas. Saat ini segala-galanya
memang butuh uang, tetapi uang
tidak dapat menyelesaikan
segalanya. Harus diakui, seirit
apapun rencana perjalanan kita,
perhitungan akan biaya tetap
menjadi prioritas. Kita kan nggak
tahu apa yang bakal terjadi dengan
kita nanti, jadi persiapan budget ini
sifatnya juga mutlak, meskipun
judulnya jalan-jalan gaya gembel!
Kecuali kalau budget bukan masalah,
tinggal gesek kartu kredit, atau ada
yang full mensponsori, amanlah.
Seberapa yang kita butuhkan?
Jawabannya kembali ke aturan
nomor 1, riset! Setidaknya dengan
riset kita sudah dapat
menganggarkan kebutuhan pokok
seperti akomodasi, transportasi, dan
konsumsi, selebihnya optional
seperti anggaran untuk oleh-oleh
(Indonesia banget seh!).
Yang sering jadi pertanyaan
klasik adalah, gimana caranya bisa
punya uang untuk jalan-jalan (ke
luar negeri lagi). Tanyakan saja pada
rumput yang bergoyang! Hahaha…
bercanda dink! Apalagi buat pelajar
yang mungkin belum punya
penghasilan, atau yang
penghasilannya pas-pas an.
Menurut saya, jawabannya
sederhana saja. Tanyakan pada diri
sendiri, seberapa besar hasratmu
untuk traveling. Bila gede banget, itu
berarti kamu udah berada di jalur
yang benar untuk mewujudkan
impianmu, usahamu udah pasti
tercurah penuh. Banyak kok yang
bisa dilakukan untuk
mengumpulkan uang, misalnya
berhemat secara maksimal, kerja
part time, ikutan proyek, dsb.
Intinya bagaimana kita me-manage
pemasukan dan pengeluaran kita
agar selalu bisa surplus. Misalnya
saat saya masih sekolah dulu dan
belum punya penghasilan, hanya
mengandalkan uang jajan dari
orang tua, sementara saya ngebet
banget backpack ke luar negeri.
Keputusan frontal pun saya ambil.
Saya katakan pada diri sendiri
bahwa saya akan berhemat mati-
matian dan mencari pemasukan
tambahan dari manapun yang saya
mampu. Berhematnya nggak main-
main, segala perhitungan sekecil
apapun saya pertimbangkan. Saya
bahkan tega pada diri sendiri untuk
tidak beli minuman dan makanan
apapun di kampus selama beberapa
bulan demi menghemat
pengeluaran. Dengan teganya saya
rela bawa-bawa botol minum ke
mana aja supaya nggak jajan,
karena perhitungan saya, beli
minuman dan cemilan selama
sebulan aja bisa ngabisin uang
ratusan ribu, kumpul-kumpul sekian
bulan bisa sekian juta (saya akhirnya
sadar kalau ternyata selama ini duit
jajan saya kebanyakan habis untuk
urusan seperti ini)! Kalau terpaksa
harus makan siang, saya nggak
malu bawa bekal dari rumah, atau
kalaupun nggak ada, setidaknya
saya masih bisa bawa nasi putih,
biar ntar tinggal nambah sambalnya
doang di kantin (duhh,, sadis banget
ya!). Saya juga nggak tergoda untuk
main ke mall, dsb.
Hal-hal kecil seperti ini
kelihatannya sepele, tapi cobalah
buktikan, bahwa hal-hal kecil yang
kita lakukan, selama kita disiplin dan
bersabar, akan membuahkan
sesuatu yang besar. Selama
kuliahpun saya berusaha mati-
matian untuk selalu mendapatkan
beberapa beasiswa, ikutan berbagai
lomba penelitian ilmiah yang
hadiahnya nggak sedikit itu, and it
worked! Alhamdulillah, Saya dapet,
hi hi hi. Intinya adalah punya akal
panjang untuk menyiasati
segalanya. Saya aja salut banget
baca ada orang yang sengaja jualan
gorengan buat modal jalan-jalan ke
luar negeri, dan sukses! Apa coba?!
Saya pun selalu menanamkan pada
diri sendiri bahwa saya ikhlas
menunda kesenangan sederhana
saat ini untuk kebahagiaan suatu
saat nanti, yang lebih besar dan
tiada duanya! Hasilnya? Saya senang
banget dengan reaksi teman-teman
saya yang mendadak heboh begitu
tiba-tiba saya kabarin kalau saya lagi
boarding di airport untuk backpack
to somewhere.
Kocek
boleh
gembel,
tapi
otak
musti
tokcer!
Yup,
salah
satu
keberhasilan
backpacking
adalah
seberapa besar wawasan kita akan traveling
yang akan kita jalani. Salah satunya
akan sangkut-paut dengan survival
kita selama perjalanan. Kalau ntar
terjadi apa-apa kita tahu mesti
ngapain, bukannya nangis di tengah
jalan sambil mengharapkan bantuan
turun dari langit. Misalnya dalam
kasus terlibat tindak kriminal,
kemalangan, kehabisan duit,
kehilangan, dsb (duh, jangan
sampai deh), kita tahu langkah apa
yang mesti kita ambil.
Wawasan ini juga termasuk
akan tempat yang kita tuju,
misalnya objek wisata apa yang ada
di suatu tempat, bagaimana
budayanya, orangnya,
makanannya, dan seterusnya. Lebih
bagus lagi kalau kita punya
wawasan akan bahasa setempat,
kan asyik tuh, bisa akrab-akraban
dengan penduduk lokal. Intinya, kita
menguasai medan perang, jadi
apapun yang bakal terjadi kita udah
siap, nggak pendek akal. Skalian
nunjukin pada dunia kalau bangsa
kita tuh cerdas dan bisa eksis!
Pengembangan wawasan ini
membutuhkan pelatihan yang
nggak instan. Caranya ya seperti
anak sekolah yang pengen juara
umum! Banyak-banyaklah
membaca, berlatih, bertanya, dan
kalau ada masalah jangan lari, tapi
belajarlah menyelesaikannya,
apapun kasusnya, karena di situlah
kesempatan kita untuk menempa
diri sebelum benar-benar siap untuk
sesuatu di “luar sana”.
5. Mental
“Tapi saya belum berani…,
mau temenin nggak?” Itulah salah
satu pertanyaan yang sering
dilontarkan bagi orang yang masih
ragu-ragu. Saya sih nggak
menyalahkan, wajar dong ada
timbul rasa khawatir dan takut. Tapi
yang jadi masalah, kalau hanya
stuck sampai di situ, kapan
berangkatnya? Jawaban saya singkat
aja: just do it! Nekat! Pergi aja!
Apapun di mana pun, kapan pun,
bisa terjadi hal-hal yang tidak pernah
kita duga, nggak mesti saat
traveling! Jadi ngapain takut dan jadi
kepikiran? Percayalah, mental itu
nantinya akan terbentuk dengan
sendirinya saat perjalanan itu
sedang dilakoni. Dia tidak akan
pernah menunggu sampai saat kita
benar-benar siap. Justru kitalah yang
harus mendorong batasan-batasan
dalam diri kita.
6. Pray and Passion
Last but not least, yang terakhir
ini nggak bisa ditawar-tawar lagi,
MUTLAK habis! Ingat, kita bakal
jalan-jalan di atas bumi-Nya. Maka
mintalah segala sesuatunya pada-
Nya. Catet, SEGALANYA!, Iya dong,
Dia kan Maha Kaya. Berdoalah untuk
kelancaran, keselamatan,
kemudahan, kebaikan, kebahagian,
dan hikmah selama di perjalanan.
Saya selalu cam kan dalam diri,
bahwa setiap perjalanan saya tidak
akan jadi perjalanan “kosong”
semata. Lebih dari itu, harus ada
HIKMAH yang dapat saya petik,
karena Tuhan memperjalankan
manusia bukan tanpa maksud dan
tujuan. Ya, saya percaya saya harus
menempatkan perjalanan saya di
level tertinggi, mencari hikmah!
Dengan demikian, suatu perjalanan
pada dasarnya adalah untuk lebih
mendekatkan diri seseorang pada
Tuhannya. Apalagi sih tujuan hidup
kita di dunia selain mengabdi pada-
Nya.

persiapan backpacking I

1. Riset
Oke,
kita
mulai
dari
yang
pertama.
Di
jaman
serba
canggih
seperti
sekarang ini, nggak ada alasan untuk
nggak riset sama sekali. Kan nggak
susah, tinggal klik…klik… jderrr,
beragam informasi langsung
tersedia. Buku tentang traveling
hemat pun kini sudah banyak
bertebaran. Ibaratnya kita udah
menjelajahi dunia yang bakal kita
datangi terlebih dahulu sebelum
benar-benar melihatnya secara
nyata. Saya melakukan riset untuk
kepentingan akomodasi,
transportasi, konsumsi, lokasi, print
out peta, bukti debet, booking, dsb.
Dari riset inilah saya kemudian men-
set rencana perjalanan saya sesuai
keinginan dan sikon yang ada. Riset
ini sangat membantu, terutama
dalam hal pengaturan pengeluaran.
Kita juga bisa ikutan forum dan
membahas rencana perjalanan kita
dari orang2 yang sudah
berpengalaman. Meskipun nanti
belum tentu tepat 100%, setidaknya
kita sudah punya kontrol. Kalau plan
A gagal, maka masih ada plan B,
dan seterusnya, begitulah kira-kira
gambarannya.
Nah, yang susah dari riset ini
adalah dibutuhkannya kesabaran
ekstra. Bukan hal gampang
memeloti layar komputer berjam-
jam atau membolak-balik halaman
buku untuk menyaring berbagai
informasi, mengkombinasikan,
merombak, dan sebagainya. Saya
bahkan membutuhkan waktu
setidaknya dua bulan untuk riset jika
akan bepergian dalam waktu lama
ke tempat yang asing. Saya selalu
menyempatkan diri minimal 1 jam
sehari di waktu malam untuk
browsing. Sempat stress juga sih
saat saya nggak berhasil
menemukan alternatif terbaik untuk
traveling saya. Sampai-sampai
kawan saya pernah bilang saya
kurusan kayak orang diare! Bah!
Baiknya, itinerary atau rencana
perjalanan hasil riset ini sungguh
sangat membantu. Saya bahkan
hapal mau belok mana, setelah jalan
apa, begitu nyampe di halte x untuk
mencari tempat penginapan,
padahal saya belum pernah ke sana
sama sekali. Itu semua karena saya
telah riset sebelumnya. Percayalah,
riset bakalan amat sangat
membantu.
2. Fisik
Saya harus jujur, traveling (ala
backpacker) itu amat sangat berat
dan melelahkan. Kebayangkan
gimana harus berjibakunya kita kala
memanggul backpack segede
bagong! Belum lagi kalau harus
menguber-uber bus atau kereta,
malam-malam, atau subuh-subuh.
Jalan-jalan berkilo-kilo meter
seharian. Makan ala kadarnya. Terus
terkadang nggak tau harus tidur di
mana, dan terpaksa bermalam di
terminal, misalnya. Sumpah, itu
semua bakal capek banget. Stamina
yang tangguh sudah jadi suatu
keharusan! Nggak lucu kan baru
beberapa hari jalan fisik udah
kedodoran.
Untuk
yang
satu
ini
saya
punya
kiat
khusus.
Saya
menyebutnya
“training
ala gladiator”. Memang kejam! Tapi
harus! Saya pribadi paling nggak
mesti mempersiapkan fisik dengan
benar 2 bulan sebelum
keberangkatan. Yang jelas saya
harus meningkatkan endurance atau
daya tahan fisik. Caranya sederhana
aja. Cukup joging minimal 3 kali
seminggu sejauh minimal 5 km
NONSTOP! Dengan cara ini, nafas
jadi kuat kayak kuda, otot2 kakipun
jadi kokoh, cocok untuk dibawa
ngiter2 berjam-jam. Dan yang lebih
bermanfaat lagi kita jadi nggak
gampang sakit karena sistem imun
meningkat. Yang jadi masalah
adalah kapan kita punya waktu?
Apalagi kalau kita udah capek kerja
seharian, rasanya make celana
training n sepatu joging aja udah
males! Nah, di sinilah letak
kejamnya! Coba aja sendiri, nggak
gampang melakukan yang udah
saya bilang di atas tadi. Tapi ya itu
tadi, HARUS!
Waktu itu selalu ada kok, mau
banyak atau dikit, pasti kalau kita
mau sempetin bisa terlaksana. Nah,
kejamnya saya, dulu 3 bulan
sebelum traveling saya selalu
bangun subuh2, selesai sholat
nggak pake acara tidur2an lagi
meskipun ngantuk berat, langsung
menenggak segelas susu, bersiap2
dan langsung cabut untuk joging
saat hari masih gelap dan sebagian
orang masih terlelap! Karena saya
cuma punya waktu di jam segitu.
Selebihnya saya sibuk kuliah sampe
sore dan kecapekan. Tambahan lagi,
sebelum traveling saya selalu
berusaha “menaikkan” bobot badan
terlebih dahulu 3-5 kilo , karena
biasanya sepulang traveling badan
saya “melisut”, hasil aktivitas gila
yang dikombinasikan makan ala
gembel!(Bersambung)

Kamis, 15 September 2011

huzaifa bin yaman @penjaga rahasia rasulullah

Kisah Sahabat Nabi:
Hudzaifah Ibnul Yaman,
Pemegang Rahasia
Rasulullah
REPUBLIKA.CO.ID, Hudzaifah
Ibnul Yaman lahir di rumah
tangga Muslim, dipelihara dan
dibesarkan dalam pangkuan
kedua orang tuanya yang telah
memeluk agama Allah, sebagai
rombongan pertama.
Oleh sebab itu, Hudzaifah telah
Islam sebelum dia bertemu muka
dengan Rasulullah. Setelah
Rasulullah hijrah ke Madinah,
Hudzaifah selalu mendampingi
beliau bagaikan seorang kekasih.
Hudzaifah turut bersama-sama
dalam setiap peperangan yang
dipimpinnya, kecuali dalam
Perang Badar.
Dalam Perang Uhud, Hudzaifah
ikut memerangi kaum kafir
bersama dengan ayahnya, Al-
Yaman. Dalam perang itu,
Hudzaifah mendapat cobaan
besar. Dia pulang dengan selamat,
tetapi bapaknya syahid oleh
pedang kaum Muslimin sendiri,
bukan kaum musyrikin. Kaum
Muslimin tidak mengetahui jika Al-
Yaman adalah bagian dari mereka,
sehingga mereka membunuhnya
dalam perang.
Rasulullah menilai dalam pribadi
Hudzaifah Ibnul Yaman terdapat
tiga keistimewaan yang menonjol.
Pertama, cerdas, sehingga dia
dapat meloloskan diri dalam
situasi yang serba sulit. Kedua,
cepat tanggap, berpikir cepat,
tepat dan jitu, yang dapat
dilakukannya setiap diperlukan.
Ketiga, cermat memegang
rahasia, dan berdisiplin tinggi,
sehingga tidak seorang pun dapat
mengorek yang dirahasiakannya.
Kesulitan terbesar yang dihadapi
kaum Muslimin di Madinah ialah
kehadiran kaum Yahudi munafik
dan sekutu mereka, yang selalu
membuat isu-isu dan muslihat
jahat. Untuk menghadapi kesulitan
ini, Rasulullah memercayakan
suatu yang sangat rahasia kepada
Hudzaifah Ibnul Yaman—dengan
memberikan daftar nama orang
munafik itu kepadanya. Itulah
suatu rahasia yang tidak pernah
bocor kepada siapa pun hingga
sekarang.
Dengan memercayakan hal yang
sangat rahasia itu, Rasulullah
menugaskan Hudzaifah
memonitor setiap gerak-gerik dan
kegiatan mereka, untuk mencegah
bahaya yang mungkin dilontarkan
mereka terhadap Islam dan kaum
Muslimin. Karena inilah, Hudzaifah
Ibnul Yaman digelari oleh para
sahabat dengan "Shahibu Sirri
Rasulullah (Pemegang Rahasia
Rasulullah).
Pada puncak Perang Khandaq,
Rasulullah memerintahkan
Hudzaifah melaksanakan suatu
tugas yang amat berbahaya.
Beliau mengutus Hudzaifah ke
jantung pertahanan musuh,
dalam kegelapan malam yang
hitam pekat.
"Ada beberapa peristiwa yang
dialami musuh. Pergilah engkau
ke sana dengan sembunyi-
sembunyi untuk mendapatkan
data-data yang pasti. Dan
laporkan kepadaku segera!"
perintah beliau.
Hudzaifah pun bangun dan
berangkat dengan takutan dan
menahan dingin yang sangat
menusuk. Maka, Rasulullah
berdoa, "Ya Allah, lindungilah dia,
dari depan, dari belakang, kanan,
kiri, atas, dan dari bawah."
"Demi Allah, sesudah Rasulullah
selesai berdoa, ketakutan yang
menghantui dalam dadaku dan
kedinginan yang menusuk-nusuk
tubuhku hilang seketika, sehingga
aku merasa segar dan perkasa,"
tutur Hudzaifah.
Tatkala ia memalingkan diri dari
Rasulullah, beliau memanggilnya
dan berkata, "Hai Hudzaifah,
sekali-kali jangan melakukan
tindakan yang mencurigakan
mereka sampai tugasmu selesai,
dan kembali kepadaku!"
"Saya siap, ya Rasulullah," jawab
Hudzaifah.
Hudzaifah pun pergi dengan
sembunyi-sembunyi dan hati-hati
sekali, dalam kegelapan malam
yang hitam kelam. Ia berhasil
menyusup ke jantung pertahanan
musuh dengan berlagak seolah-
olah anggota pasukan mereka.
Belum lama berada di tengah-
tengah mereka, tiba-tiba terdengar
Abu Sufyan memberi komando.
"Hai, pasukan Quraisy, dengarkan
aku berbicara kepada kamu
sekalian. Aku sangat khawatir,
hendaknya pembicaraanku ini
jangan sampai terdengar oleh
Muhammad. Karena itu, telitilah
lebih dahulu setiap orang yang
berada di samping kalian masing-
masing!"
Mendengar ucapan Abu Sufyan,
Hudzaifah segera memegang
tangan orang yang di
sampingnya seraya bertanya,
"Siapa kamu?"
Jawabnya, "Aku si Fulan, anak si
Fulan."
Sesudah dirasanya aman, Abu
Sufyan melanjutkan bicaranya,
"Hai, pasukan Quraisy. Demi
Tuhan, sesungguhnya kita tidak
dapat bertahan di sini lebih lama
lagi. Hewan-hewan kendaraan kita
telah banyak yang mati. Bani
Quraizhah berkhianat
meninggalkan kita. Angin topan
menyerang kita dengan ganas
seperti kalian rasakan. Karena itu,
berangkatlah kalian sekarang dan
tinggalkan tempat ini.
Sesungguhnya aku sendiri akan
berangkat."
Selesai berkata demikian, Abu
Sufyan kemudian mendekati
untanya, melepaskan tali
penambat, lalu dinaiki dan
dipukulnya. Unta itu bangun dan
Abu Sufyan langsung berangkat.
Seandainya Rasulullah tidak
melarangnya melakukan suatu
tindakan di luar perintah sebelum
datang melapor kepada beliau,
tentu ia akan membunuh Abu
Sufyan dengan pedangnya.
Hudzaifah Ibnul Yaman sangat
cermat dan teguh memegang
segala rahasia mengenai orang-
orang munafik selama hidupnya,
sampai kepada seorang khalifah
sekali pun. Bahkan Khalifah Umar
bin Khathtab, jika ada orang
Muslim yang meninggal, dia
bertanya, "Apakah Hudzaifah turut
menyalatkan jenazah orang itu?"
Jika mereka menjawab, "Ada,"
Umar turut menyalatkannya.
Suatu ketika, Khalifah Umar
pernah bertanya kepada
Hudzaifah dengan cerdik, "Adakah
di antara pegawai-pegawaiku
orang munafik?"
"Ada seorang," jawab Hudzaifah.
"Tolong tunjukkan kepadaku
siapa?" kata Umar.
Hudzaifah menjawab, "Maaf
Khalifah, saya dilarang Rasulullah
mengatakannya."
Walau demikian, amat sedikit
orang yang mengetahui bahwa
Hudzaifah Ibnul Yaman
sesungguhnya adalah pahlawan
penakluk Nahawand, Dainawar,
Hamadzan, dan Rai. Dia
membebaskan kota-kota tersebut
bagi kaum Muslimin dari
genggaman kekuasaan Persia.
Hudzaifah juga termasuk tokoh
yang memprakarsai keseragaman
mushaf Alquran, sesudah
kitabullah itu beraneka ragam
coraknya di tangan kaum
Muslimin.
Ketika Hudzaifah sakit keras
menjelang ajalnya tiba, beberapa
orang sahabat datang
mengunjunginya pada tengah
malam. Hudzaifah bertanya
kepada mereka,"Pukul berapa
sekarang?"
Mereka menjawab, "Sudah dekat
Subuh."
Hudzaifah berkata, "Aku
berlindung kepada Allah dari
Subuh yang menyebabkan aku
masuk neraka."
Ia bertanya kembali, "Adakah
kalian membawa kafan?"
Mereka menjawab, "Ada."
Hudzaifah berkata, "Tidak perlu
kafan yang mahal. Jika diriku baik
dalam penilaian Allah, Dia akan
menggantinya untukku dengan
kafan yang lebih baik. Dan jika aku
tidak baik dalam pandangan Allah,
Dia akan menanggalkan kafan itu
dari tubuhku."
Sesudah itu dia berdoa kepada
Allah, "Ya Allah, sesungguhnya
Engkau tahu, aku lebih suka fakir
daripada kaya, aku lebih suka
sederhana daripada mewah, aku
lebih suka mati daripada hidup."
Sesudah berdoa demikian, ruhnya
pun pergi menghadap Ilahi.
Seorang kekasih Allah kembali
kepada Allah dalam kerinduan.
Semoga Allah melimpahkan
rahmat-Nya.